Down Syndrom (Down syndrome) ialah kondisi anak yang mengalami keterbelakangan perkembangan fisik dan mental, karena adanya keganjilan perkembangan kromosom. Kromosom pada masalah Sindrom Down, terbentuk lantaran kegagalan sepasang kromosom untuk memisahkan diri. Adapun Kromosom merupakan serat-serat khusus yang terdapat pada setiap sel tubuh insan dimana, dan merupakan bahan-bagan genetik yang memilih sifat-sifat seseorang.
Down Syndrom juga disebabkan lantaran penyimpangan kromosom pada waktu konsepsi. Adapun ciri utama penyimpangan kromosom ialah dari segi struktur muka dan satu atau ketidakmampuan fisik dan juga waktu hidup bayi yang singkat. Down Syndrom pertama kali dikenal pada tahun 1866 oleh Dr.John Longdon Down, yang mengacu pada ciri-ciri tubuh tampak ajaib mirip tinggi tubuh yang relative pendek, kepala mengecil, dan bentuk hidung yang datar mirip orang Mongoloid.
Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan, down syndrome ditemukan satu di antara 700 kelahiran hidup atau 1 diantara 800-1000 kelahiran bayi. Sehingga hingga dikala ini diperkirakan ada empat juta penderita down syndrome di seluruh dunia, dan 300 ribu masalah Down Syndrom terjadi di Indonesia. Bahkan masalah ini meningkat, apabila dibandingkan 15 tahun yang lalu.
Secara spesifik Penyebab Down Syndrom belum diketahui, namun memang kehamilan oleh ibu yang berusia diatas 35 tahun memiliki resiko lebih tinggi melahirkan anak Down Syndrom. Namun memang perempuan yang berusia lebih muda juga beresiko menderita Down Syndrom. Dan supaya lebih jelas, mengenai imbas usia perempuan hamil dengan masalah Down Syndrom bisa kau perhatikan dalam data berikut ini:
Gejala Down Syndrom memang bervariasi mulai dari yang tidak tampak sama sekali, dengan tanda-tanda sangat sedikit atau hingga muncul tkamu yang khas. Adapun tkamu khas penderita down syndrom ialah bentuk kepala kecil, dengan belahan anteroposterior kepala mendatar, sela hidung yang datar, ukuran ekspresi lebih besar dibandingkan ukuran lidah, pengecap selalu terjulur keluar, pertumbuhan gigi lambat, Paras pendengaran ialah lebih rendah, mata menjadi sipit, gangguan pengelihatan.
Masalah Perkembangan Belajar Pasien Down Syndrom
Pasien Down Syndrom secara keseluruhannya mengalami keterbelakangan perkembangan dan kelemahan akal. Sehingga pada peringkat pertumbuhan, mereka mengalami duduk kasus lambat berjalan, perkembangan motor halus dan berbicara. Perkembangan motor berangasan pasien Down Syndrom juga lambat, lantaran otot-otot yang lemah, namun hal tersebut akan hilang seiring bertambahnya usia dan latihan yang rutin. Penderita Down Syndrom juga sering mengalami gangguan pada hidung, kulit dan jalan masuk pencernaan yang berkaitan dengan alergi.
Deteksi Down Syndrom Sejak Janin
Teknologi gres dikala ini telah bisa mendeteksi kelainan janin, termasuk sindrom Down semenjak di dalam kandungan, yaitu dengan melaksanakan tes skrening, tes diagnostik, Maternal Serum Screening, Ultrasound Screening (USG Screening), Amniosentesis dan Chorionic Villus Sampling (CVS) Chorionic Villus Sampling (CVS),
Perawatan Pasien Down Syndrom
Sampai kini memang belum ditemukan metode pengobatan paling efektif untuk mengatasi Down Syndrom. Penderita juga harus mendapat dukungan, info yang cukup dan kemudahan dalam memakai sarana, akomodasi yang sesuai berkaitan dengan kemunduran perkembangan baik fisik dan mental yang dialaminya.
Meski jumlah penderita Down Syndrom meningkat, namun ternyata penderita down syndrome lebih banyak yang berprestasi dan hidup lebih usang dibanding orang yang normal. Dan Perbaikan kualitas hidup ini terjadi lantaran perawatan kesehatan, pendekatan pengajaran, serta penanganan yang efektif.
Pada bayi penderita Down Syndrom bisa dilakukan Stimulasi sedini mungkin untuk terapi bicara, olah tubuh, lantaran memang otot-ototnya cenderung lemah. Meski ada kekurangan mengenai motorik, namun penderita Down Syndrom umumnya penurut, periang, rajin, sempurna waktu sehingga lebih gampang dilakukan terapi.
Adapun penanganan lain yang juga bisa dilakukan ialah dengan pembedahan apabila adanya defek pada jantung, Fisio Terapi, Terapi Wicara, Terapi Remedial, Terapi Sensori Integrasi, Terapi Tingkah Laku (Behaviour Theraphy), Terapi alternatif, Terapi Akupuntur, Terapi Musik, Terapi Lumba-Lumba dan Terapi Craniosacral.
Ringkasan:
Down Syndrom juga disebabkan lantaran penyimpangan kromosom pada waktu konsepsi. Adapun ciri utama penyimpangan kromosom ialah dari segi struktur muka dan satu atau ketidakmampuan fisik dan juga waktu hidup bayi yang singkat. Down Syndrom pertama kali dikenal pada tahun 1866 oleh Dr.John Longdon Down, yang mengacu pada ciri-ciri tubuh tampak ajaib mirip tinggi tubuh yang relative pendek, kepala mengecil, dan bentuk hidung yang datar mirip orang Mongoloid.
Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan, down syndrome ditemukan satu di antara 700 kelahiran hidup atau 1 diantara 800-1000 kelahiran bayi. Sehingga hingga dikala ini diperkirakan ada empat juta penderita down syndrome di seluruh dunia, dan 300 ribu masalah Down Syndrom terjadi di Indonesia. Bahkan masalah ini meningkat, apabila dibandingkan 15 tahun yang lalu.
Penyebab Down Syndrom dihubungkan dengan Usia Ibu Hamil
Secara spesifik Penyebab Down Syndrom belum diketahui, namun memang kehamilan oleh ibu yang berusia diatas 35 tahun memiliki resiko lebih tinggi melahirkan anak Down Syndrom. Namun memang perempuan yang berusia lebih muda juga beresiko menderita Down Syndrom. Dan supaya lebih jelas, mengenai imbas usia perempuan hamil dengan masalah Down Syndrom bisa kau perhatikan dalam data berikut ini:
- Usia Lebih 45 tahun – 1 masalah dalam 50 kelahiran hidup
- 40-44 tahun – 1 masalah dalam100 kelahiran hidup,
- 35-39 tahun – 1 kasus dalam 270 kelahiran hidup,
- 30-34 tahun – 1 kasus dalam 800 kelahiran hidup,
- 15-29 tahun – 1 masalah dalam 1500 kelahiran hidup,
Gejala Down Syndrom
Gejala Down Syndrom memang bervariasi mulai dari yang tidak tampak sama sekali, dengan tanda-tanda sangat sedikit atau hingga muncul tkamu yang khas. Adapun tkamu khas penderita down syndrom ialah bentuk kepala kecil, dengan belahan anteroposterior kepala mendatar, sela hidung yang datar, ukuran ekspresi lebih besar dibandingkan ukuran lidah, pengecap selalu terjulur keluar, pertumbuhan gigi lambat, Paras pendengaran ialah lebih rendah, mata menjadi sipit, gangguan pengelihatan.
Masalah Perkembangan Belajar Pasien Down Syndrom
Pasien Down Syndrom secara keseluruhannya mengalami keterbelakangan perkembangan dan kelemahan akal. Sehingga pada peringkat pertumbuhan, mereka mengalami duduk kasus lambat berjalan, perkembangan motor halus dan berbicara. Perkembangan motor berangasan pasien Down Syndrom juga lambat, lantaran otot-otot yang lemah, namun hal tersebut akan hilang seiring bertambahnya usia dan latihan yang rutin. Penderita Down Syndrom juga sering mengalami gangguan pada hidung, kulit dan jalan masuk pencernaan yang berkaitan dengan alergi.
Deteksi Down Syndrom Sejak Janin
Teknologi gres dikala ini telah bisa mendeteksi kelainan janin, termasuk sindrom Down semenjak di dalam kandungan, yaitu dengan melaksanakan tes skrening, tes diagnostik, Maternal Serum Screening, Ultrasound Screening (USG Screening), Amniosentesis dan Chorionic Villus Sampling (CVS) Chorionic Villus Sampling (CVS),
Pencegahan Down Syndrom
Pencegahan Down Syndrom sanggup dilakukan dengan melaksanakan investigasi kromosom melalui amniocentesis pada ibu hamil terutama pada usia kehamilan yang masih muda. Pemeriksaan lebih ditekankan pada perempuan hamil berusia 40 tahun ke atas. Untuk selanjutnya bisa dilakukan Konseling Genetik maupun amniosentesis pada kehamilan untuk membantu mengurangi angka Down Sindrom.Perawatan Pasien Down Syndrom
Sampai kini memang belum ditemukan metode pengobatan paling efektif untuk mengatasi Down Syndrom. Penderita juga harus mendapat dukungan, info yang cukup dan kemudahan dalam memakai sarana, akomodasi yang sesuai berkaitan dengan kemunduran perkembangan baik fisik dan mental yang dialaminya.
Meski jumlah penderita Down Syndrom meningkat, namun ternyata penderita down syndrome lebih banyak yang berprestasi dan hidup lebih usang dibanding orang yang normal. Dan Perbaikan kualitas hidup ini terjadi lantaran perawatan kesehatan, pendekatan pengajaran, serta penanganan yang efektif.
Pada bayi penderita Down Syndrom bisa dilakukan Stimulasi sedini mungkin untuk terapi bicara, olah tubuh, lantaran memang otot-ototnya cenderung lemah. Meski ada kekurangan mengenai motorik, namun penderita Down Syndrom umumnya penurut, periang, rajin, sempurna waktu sehingga lebih gampang dilakukan terapi.
Adapun penanganan lain yang juga bisa dilakukan ialah dengan pembedahan apabila adanya defek pada jantung, Fisio Terapi, Terapi Wicara, Terapi Remedial, Terapi Sensori Integrasi, Terapi Tingkah Laku (Behaviour Theraphy), Terapi alternatif, Terapi Akupuntur, Terapi Musik, Terapi Lumba-Lumba dan Terapi Craniosacral.
Ringkasan:
- Down Syndrom ialah keterbelakangan perkembangan fisik dan mental pada anak, karena perkembangan kromosom tidak normal,
- Ibu hamil berusia lebih dari 40 tahun sangat beresiko melahirkan anak dengan kondisi Down Sindrom,
- Penanganan Pasien Down Syndrom bisa dilakukan dengan beberapa terapi yang merangsang fungsi Motorik halus dan kasar.
0 comments:
Post a Comment