Hai , |
Penting! Bagi yang Sering Minta Rujukan BPJS , Waspadalah Dengan 3 Huruf Berbahaya Ini.Kalo kau enggak waspada , bisa-bisa kau harus ngeluarin duit ratusan sampe jutaan rupiah lho!
Kalo dulu kita mengenal istilah Asuransi Kesehatan (Askes) , sekarang jamannya udah ganti pake BPJS kesehatan.
BPJS ini merupakan progam jaminan kesehatan dari pemerintah yang resmi beroperasi semenjak 1 Januari 2014. Untuk menjadi anggota BPJS , penerima harus membayar iuran (dari 25 ribu-80 ribu) tiap bulan sesuai dengan kelasnya. Dan ketika ini , BPJS udah hampir dimiliki oleh setiap warga negara Indonesia.
Kemunculan BPJS ini bisa dibilang sangat berguna. Pasalnya , membantu warga yang kurang bisa untuk memperoleh kemudahan kesehatan secara layak. Tapi kau juga patut waspada , alasannya kalo kau enggak memahami prosedurnya secara jeli , BPJS malah jadi merugikan.
Keuntungan memiliki BPJS Kesehatan
Mungkin sebagian besar dari kalian udah tau ya keuntungan jadi penerima BPJS. tapi enggak ada salahnya kita bahas dikit. Supaya belom paham , jadi lebih paham lagi.
Makara keuntungan memiliki BPJS , itu:
Kamu enggak perlu ngeluarin duit kalo berobat ke puskesmas atau dokter daerah kau mendaftarkan diri jadi penerima BPJS. Jika penyakitmu cenderung parah , dokter/puskesmas akan menunjukkan surat referensi ke rumah sakit terdekat. Sehingga kau bisa diobati hingga sembuh. Kalau kau terpaksa dirawat inap di rumah sakit , maka sebagian atau seluruh biaya di rumah sakit ditanggung BPJS Kesehatan. Jika kita harus dioperasi maka BPJS Kesehatan akan menanggung sebagian atau seluruh biaya operasi.
Dalam prakteknya , banyak pasien yang menggunakan referensi BPJS dari puskesmas untuk berobat ke Rumah Sakit
Jujur aja ya , sekarang ini banyak banget orang yang gunain referensi BPJS buat berobat ke rumah sakit. Padahal sakitnya cuma pilek , tapi enggak mau diobati di puskesmas. Penginnya ke rumah sakit , semoga ditangani dokter ahli.
Sebenarnya hal ini enggak dibolehin sama pemerintah. Apabila penyakit itu masih tergolong tidak berbahaya , cukup diatasi di puskesmas saja. Tapi ya namanya orang Indonesia sukanya ngenyel. Alhasil puskesmas pun dijadikan daerah buat minta referensi semata.
"APS" , Tiga abjad yang harus diwaspadai dalam referensi BPJS Kesehatan
Baru-baru ini , salah satu dokter menshare sebuah isu yang cukup penting terkait referensi BPJS. Ia mendapati "info penting" ini ketika menangani salah satu pasiennya , yaitu seorang ibuk-ibuk berusia 60 tahun.
"Dok , gue minta dironsen , periksa kolesterol , asam urat , periksa jantung dan sekalian konsul ke dokter mata alasannya kabur ," ucap ibuk tersebut sambil nunjukin surat referensi dari Puskemas.
Menurut si dokter , puskesmas tersebut memiliki kemudahan yang cukup lengkap dan dokter umum yang cukup senior. Namun entah mengapa , ibuk ini lebih memilih ke RS.
"Lho , kenapa ibu tidak dicetakkan surat eligibilitasnya , SEP?"
Padahal tanpa SEP , biasanya si pasien akan disertakan status pasien baru , resep kosong biasa , bukan resep khusus BPJS.
"Saya juga tidak mengerti , dok. Kata petugas pendaftaran di depan gue harus bayar biasa , alasannya referensi gue ada masalah."
Coba dokter buat pemeriksaan yang lengkap dahululah , nanti gue urus rujukannya belakangan ," si ibuk jadi makin kesal.
Nah alasannya kasihan si ibu harus bayar semua pemeriksaan hingga ratusan ribu , alhasil bapak dokter tadi bertanya ke bagian pendaftaran. Menanyakan masalahnya.
"Di surat diagnosisnya ada pemanis 'APS' , dok. Artinya si pasien dianggap bisa diobati di PUSKESMAS , namun dia meminta sendiri ke rumah sakit , kasarnya memaksa minta rujukan. Makara harus bayar sendiri ," jawab si petugas.
Si pasien pun diberikan obat generik untuk 3-5 hari dan disarankan minta referensi baru dengan wanti-wanti tanpa 3 abjad berbahaya tadi: A-P-S (atas seruan sendiri).
"APS" sedang jadi tren di tahun ini , kau patut waspada!!
Intinya gaes , kau harus waspada kalau meminta referensi BPJS di puskesmas. Amati tiap kata di surat rujukanmu , sedetail-detailnya. Jangan sampe kau enggak tau kalo tertulis "APS" disana. Bisa-bisa kau harus ngeluarin duit banyak di rumah sakit.
Di lain pihak , petugas pendaftaran di rumah sakit pun juga harus jeli melihat kode-kode atau huruf-huruf yang terlihat sederhana. Sebab kalo sampe 'bablas' , bisa beresiko merugikan institusinya ratusan ribu hingga jutaan rupiah.
Untuk itu , baik pasien maupun kemudahan kesehatan primer sebaiknya saling berkomunikasi. Bila penyakitnya sederhana , namun si pasien ngotot minta berobat ke seorang hebat , maka mereka harus rela berobat secara APS. Karena sistem BPJS hanya melihat diagnosisnya , bukan kebiasaan berobat si pasien sebelumnya.
0 comments:
Post a Comment