Alat kontrasepsi merupakan salah satu cara yang sering dipakai oleh perempuan yang sudah menikah guna mencegah terjadinya kehamilan. Pada umumnya, kontrasepsi ini dipilih supaya ibu sanggup mengatur jarak kelahiran. Namun demikian, amankah kontrasepsi ini dipakai oleh ibu menyusui?
Pada dasarnya, kontrasepsi untuk ibu menyusui ini tentunya harus sama fungsinya, yakni mencegah terjadinya pembuahan. Hanya saja, penggunaan kontrasepsi untuk ibu menyusui ini dihentikan besar lengan berkuasa terhadap produksi ASI. Memang, pada sebagian orang, pemasangan kontrasepsi untuk ibu menyusui ini seringkali memicu terhambatnya pedoman ASI. Untuk itulah, pilih kontrasepsi yang kondusif untuk ibu menyusui tanpa besar lengan berkuasa dengan produksi ASI.
Pemilihan kontrasepsi ini ada baiknya sudah dipikirkan jauh hari sebelum ibu melahirkan. Dengan begitu, sehabis masa nifas berakhir, ibu menyusui telah mempunyai pilihan yang akan dipakai untuk mencegah terjadinya pembuahan. Sebenarnya tunjangan ASI langsung kepada bayi ini akan menjadi salah satu cara untuk mencegah terjadinya kehamilan secara alami. Hal ini dikarenakan ibu yang menyusui tingkat kesuburannya lebih rendah dibandingkan ibu yang tidak menyusui. Maka dari itu, semakin seringnya ASI langsung diberikan, tentu saja hal ini akan berdampak pada pencegahan kehamilan untuk ibu.
Menekan kesuburan ibu dengan metode diatas mempunyai tingkat keefektifan yang akan maksimal bilamana memenuhi beberapa aspek. Beberapa diantaranya ialah tunjangan ASI langsung ini harus sesuai impian bayi dan usia bayi berada dibawah 6 bulan. Selain itu, meskipun ibu dan bayi sedang dalam keadaan sakit, tetap berikan ASI eksklusif. Selanjutnya, hindari empeng, botol susu, dan nipple shield ketika memperlihatkan ASI. Dan yang terakhir ialah tidak mengalami menstruasi kurang lebih 8 ahad pasca melahirkan.
Adapun kontrasepsi yang sanggup dipilih oleh ibu menyusui sehabis melahirkan ialah dengan memakai metode KB yang sederhana menyerupai memakai diafragma, kondom, atau memakai sistem perhitungan kalender. Namun bilamana ibu sudah tidak menyusui, metode ini sanggup diganti dengan memakai KB yang mempunyai keefektifan lebih tinggi, diantaranya mengunakan alat kontrasepsi spiral dan kontrasepsi mantap. Lalu, jenis kontrasepsi apa saja yang tidak disarankan untuk ibu menyusui selama menyusui?
Untuk mencegah terjadinya kehamilan, ada baiknya ibu menyusui menghindari beberapa alat kontrasepsi menyerupai pil, suntik KB dan implant yang mana kontrasepsi jenis ini mengandung hormon estrogen dan progesteron. Adanya hormon ini sanggup menyebabkan terhambatnya produksi pada busui. Namun apabila penggunaan pil dirasa lebih aman, maka pilihlah jenis pil yang minim kandungan progesteron dan estrogen. Dengan penggunaan pil mini ini, tentu saja tidak akan besar lengan berkuasa terhadap tunjangan ASI eksklusif.
Ringkasan:
Pada dasarnya, kontrasepsi untuk ibu menyusui ini tentunya harus sama fungsinya, yakni mencegah terjadinya pembuahan. Hanya saja, penggunaan kontrasepsi untuk ibu menyusui ini dihentikan besar lengan berkuasa terhadap produksi ASI. Memang, pada sebagian orang, pemasangan kontrasepsi untuk ibu menyusui ini seringkali memicu terhambatnya pedoman ASI. Untuk itulah, pilih kontrasepsi yang kondusif untuk ibu menyusui tanpa besar lengan berkuasa dengan produksi ASI.
Pemilihan kontrasepsi ini ada baiknya sudah dipikirkan jauh hari sebelum ibu melahirkan. Dengan begitu, sehabis masa nifas berakhir, ibu menyusui telah mempunyai pilihan yang akan dipakai untuk mencegah terjadinya pembuahan. Sebenarnya tunjangan ASI langsung kepada bayi ini akan menjadi salah satu cara untuk mencegah terjadinya kehamilan secara alami. Hal ini dikarenakan ibu yang menyusui tingkat kesuburannya lebih rendah dibandingkan ibu yang tidak menyusui. Maka dari itu, semakin seringnya ASI langsung diberikan, tentu saja hal ini akan berdampak pada pencegahan kehamilan untuk ibu.
Menekan kesuburan ibu dengan metode diatas mempunyai tingkat keefektifan yang akan maksimal bilamana memenuhi beberapa aspek. Beberapa diantaranya ialah tunjangan ASI langsung ini harus sesuai impian bayi dan usia bayi berada dibawah 6 bulan. Selain itu, meskipun ibu dan bayi sedang dalam keadaan sakit, tetap berikan ASI eksklusif. Selanjutnya, hindari empeng, botol susu, dan nipple shield ketika memperlihatkan ASI. Dan yang terakhir ialah tidak mengalami menstruasi kurang lebih 8 ahad pasca melahirkan.
Adapun kontrasepsi yang sanggup dipilih oleh ibu menyusui sehabis melahirkan ialah dengan memakai metode KB yang sederhana menyerupai memakai diafragma, kondom, atau memakai sistem perhitungan kalender. Namun bilamana ibu sudah tidak menyusui, metode ini sanggup diganti dengan memakai KB yang mempunyai keefektifan lebih tinggi, diantaranya mengunakan alat kontrasepsi spiral dan kontrasepsi mantap. Lalu, jenis kontrasepsi apa saja yang tidak disarankan untuk ibu menyusui selama menyusui?
Untuk mencegah terjadinya kehamilan, ada baiknya ibu menyusui menghindari beberapa alat kontrasepsi menyerupai pil, suntik KB dan implant yang mana kontrasepsi jenis ini mengandung hormon estrogen dan progesteron. Adanya hormon ini sanggup menyebabkan terhambatnya produksi pada busui. Namun apabila penggunaan pil dirasa lebih aman, maka pilihlah jenis pil yang minim kandungan progesteron dan estrogen. Dengan penggunaan pil mini ini, tentu saja tidak akan besar lengan berkuasa terhadap tunjangan ASI eksklusif.
Ringkasan:
- Pemberian ASI sanggup menjadi kontrasepsi alami alasannya ialah sanggup mencegah kesuburan wanita.
- Alat kontrasepsi terbaik yang sanggup dipakai ibu menyusui ialah kondom, diafragma dan sistem kalender.
- Hindari penggunaan pil, suntik KB dan implant alasannya ialah akan mengurangi produksi ASI.
0 comments:
Post a Comment