Thursday 5 April 2018

Waspada Terhadap Jajanan Anak Bermikroba

 ternyata telah mencemari hampir satu pertiga jenis jajanan anak sekolah di  Waspada Terhadap Jajanan Anak Bermikroba
Jajanan Anak Bermikroba ternyata telah mencemari hampir satu pertiga jenis jajanan anak sekolah di 23.500 SD dan MI di Indonesia. Mikroba pada masakan harus diwaspadai, lantaran dapat memicu keracunan makanan. Tidak hanya mikroba, namun ternyata pada jajanan anak sekolah juga ditemukan penggunaan materi berbahaya dan materi aksesori pangan yang tidak memenuhi syarat yang kondusif untuk kesehatan anak.

Hasil mengejutkan tersebut, diketahui sehabis dilakukan pengujian yang dilakukan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada bulan Januari hingga Agustus di tahun 2014. Adapun berdasarkan Kepala BPOM Roy Sparringa, ada empat jenis jajanan anak sekolah paling tercemar, ialah minuman dingin, es batu, jelly atau agar-agar, dan bakso. Pencemaran mikroba pada Es batu, disebabkan lantaran produsen mengolahnya tidak bersih.

Untuk itu, semenjak Desember 2014, BPOM menyurati balai-balai POM di kawasan semoga bekerja sama dengan pemda setempat dalam mengidentifikasi pabrik- pabrik es dan masakan olahan. Pengawasan keamanan pangan dilakukan lebih ke hulu demi mengurangi pasokan pangan berbahaya. Namun, pengawasan keamanan es kerikil sulit dilakukan lantaran es kerikil juga diproduksi industri rumah tangga. Sedangkan jenis masakan lain ternyata masih memakai pemakaian metanil yellow, rhodamin B, boraks dan formalin.

Pengujian Jajanan Anak Bermikroba

Pengujian jajanan anak sekolah yang dilakukan BPOM, merupakan belahan dari Aksi Nasional-Pangan Jajanan Anak Sekolah (AN-PJAS) yang telah dilakukan tahun 2011. Dalam waktu empat tahun tersebut selalu ditemukan pencemaran mikroba, penggunaan materi berbahaya pada makanan, dan materi aksesori pangan berlebih.

Dalam pengujian yang dilakukan tiga tahun terakhir, angka penggunaan materi berbahaya pada jajanan anak yang diuji tahun 2012 mencapai 9%, 5,9 persen (2013), dan 5,33 persen (2014). Angka BTP berlebih sebanyak 24% (2012), 17,3% (2013), dan 15,92% (2014). Sedangkan angka cemaran mikroba naik, yakni 66 % di tahun 2012, 76,02 % (2013), dan 78,63 persen di tahun 2014.

Penanganan Jajanan Anak Bermikroba

Untuk mengatasi terus meningkatnya jajanan anak berbahaya, BPOM telah mengintervensi pihak di sekolah, mulai dari guru, siswa, orangtua siswa dan pedagang semoga tidak menjual jajanan yang tidak memenuhi syarat kesehatan.

Selama pengujian cepat jajanan di sekolah, anak juga ikut dilibatkan mengambil sampel makanan. Mereka diberi isu keamanan pangan, sehingga mengetahui masakan jenis apa yang berbahaya, dan selalu menghindari jenis masakan tersebut.

Meski telah dilakukan di banyak sekolah, upaya yang dilakukan BPOM belum meliputi sekolah tingkat lanjut dan sekolah yang dipilih masih didominasi pada sekolah yang berada ibu kota provinsi. Sehingga lantaran pentingnya problem ini, silahkan segera informasikan ke orang-orang terdekat dan sebarkan melalui media-media sosial yang kau miliki.

Ringkasan:
  • 78,63% jajanan anak sekolah ternyata mengandung mikroba yang dapat memicu keracunan,
  • Hasil tersebut diketahui dari pengujian yang dilakukan BPOM di sekolah-sekolah di Indonesia,
  • Jenis masakan yang banyak mengandung mikroba diantaranya minuman dingin, es batu, jelly atau agar-agar, dan bakso.

0 comments:

Post a Comment