Friday 5 January 2018

Memblokir Asam Lambung Sanggup Memicu Penyakit Hati Kronis

Berdasarkan Penelitian Ternyata Obat Penekan Asam Lambung tidak baik bila sering di gunakan.
Detailnya Langsung ke TKP

Sekilas :
  1. Sebuah studi gres menemukan bahwa pembekuan asam lambung sanggup mengakibatkan pertumbuhan basil usus yang berlebih yang kemungkinan berkontribusi pada peradangan dan kerusakan hati.
  2. Temuan ini mengatakan bahwa beberapa obat asam surut (mulas) yang banyak dipakai sanggup memperburuk penyakit hati kronis.

  3. Hati mempunyai banyak fungsi penting, termasuk membantu mencerna masakan dan proses serta mendistribusikan nutrisi. Hati yang sehat dibutuhkan untuk bertahan hidup. Hati sanggup beregenerasi setelah rusak. Namun, cedera berulang atau tahan usang sanggup mengakibatkan jaringan parut terbentuk. Jaringan parut pada hati sanggup mengakibatkan sirosis, suatu kondisi di mana hati tidak sanggup berfungsi secara normal. Sirosis hati yaitu penyebab utama janjkematian di seluruh dunia.

    Banyak kondisi yang sanggup berkontribusi pada pengembangan sirosis, termasuk obesitas, yang terkait dengan penyakit hati berlemak non-alkohol (NAFLD), dan steatohepatitis non-alkohol (NASH), suatu bentuk NAFLD dimana anda juga mempunyai peradangan dan kerusakan sel hati. . Tapi penyalahgunaan alkohol menyumbang sekitar setengah dari janjkematian terkait sirosis.

    Perubahan mikroorganisme usus anda, atau mikrobiota, sanggup mempengaruhi perkembangan penyakit hati. Menyalahgunakan alkohol mengubah mikroba di usus anda. Makara bisalah kelas obat mulas yang umum dipakai disebut penghambat pompa proton (PPI), yang menghambat sekresi asam lambung. PPI sering dipakai oleh orang-orang yang mempunyai penyakit hati kronis. Namun, dampak dari pengobatan terhadap perkembangan penyakit hati ini belum diketahui.

    Bakteri tumbuh pada cawan petri
    Pada tikus, beberapa obat asam surutnya asam meningkatkan pertumbuhan basil Enterococcus, yang ditunjukkan di sini secara artifisial bercahaya merah, di usus. Bakteri ini sanggup berpindah ke hati dan mempengaruhi fungsinya. UC San Diego Kesehatan
    Untuk menyidik apakah pemblokiran asam lambung mempengaruhi penyakit hati kronis, tim yang dipimpin oleh Dr. Bernd Schnabl di Universitas California San Diego School of Medicine melihat PPI dalam model tikus dari tiga jenis penyakit hati-penyakit hati akhir alkohol, NAFLD, dan NASH - dan pada manusia. Studi ini dibiayai sebagian oleh Institut Nasional NIH perihal Penyalahgunaan Alkohol dan Alkoholisme (NIAAA). Hasil diterbitkan pada 16 Oktober 2017 di Nature Communications .

    Tim tersebut memblokir asam lambung pada tikus dengan cara genetis menghapus gen yang mengendalikan sekresi asam lambung atau dengan pertolongan omeprazol PPI (Prilosec). Kondisi hati pada ketiga model penyakit ini memburuk ketika tikus kekurangan asam lambung.

    Para peneliti menemukan bahwa tikus yang kekurangan asam lambung mempunyai tingkat basil usus yang lebih tinggi serta ketidakseimbangan di antara mikroba. Secara khusus, tikus telah meningkatkan kadar Enterococcus dalam nyali mereka. Eksperimen lebih lanjut mengemukakan bahwa basil ini sanggup mencapai hati, dimana sanggup mengakibatkan radang hati dan kerusakan.

    Tim melihat apakah orang yang menggunakan PPI mempunyai perubahan mikrobiota yang serupa. Mereka mengumpulkan sampel tinja dari orang sehat sebelum dan sehabis perawatan PPI. Setelah dua minggu, mereka yang menggunakan pengobatan PPI juga mempunyai jumlah Enterococcus yang lebih tinggi .

    Para peneliti selanjutnya menyidik apakah mungkin ada kaitan antara PPI dan pengembangan penyakit hati alkoholik. Mereka melihat 4.830 pasien dengan diagnosis gangguan penggunaan alkohol. Di antaranya, 36% menggunakan PPI. Analisis mengatakan bahwa penggunaan PPI meningkatkan risiko penyakit HIV selama 10 tahun (20,7% untuk pengguna aktif; 16,1% untuk pengguna sebelumnya; 12,4% untuk mereka yang tidak pernah menggunakan PPI).

    "Temuan kami mengatakan bahwa kenaikan penggunaan obat penekan asam [perut] baru-baru ini mungkin telah berkontribusi terhadap peningkatan insiden penyakit hati kronis," kata Schnabl. "Kami yakin dokter harus mempertimbangkan untuk menahan obat yang menekan asam lambung kecuali ada indikasi medis yang kuat."
    -Tianna Hicklin, Ph.D.

0 comments:

Post a Comment