Thursday 4 January 2018

Pankreas Bionik Mengobati Orang Remaja Dengan Diabetes Tipe 1

Sekilas :

  • Sistem pionisme bionik meningkatkan kontrol glukosa darah pada orang remaja dengan diabetes tipe 1 lebih baik daripada terapi pompa insulin konvensional.
  • Diperlukan penelitian yang lebih besar dan lebih usang untuk menilai lebih lanjut manfaat dan risiko sistem otomatis.



Ilustrasi sistem pankreas bionik
Sistem pankreas bionik meliputi monitor glukosa yang berkesinambungan dan aplikasi ponsel arif yang terhubung secara nirkabel dengan pompa insulin dan glukagon. Paten untuk sistem telah dilisensikan ke Beta Bionics. Raj Setty, Universitas Boston

Diabetes ialah kelainan pada kadar glukosa darah. Glukosa ialah gula yang berfungsi sebagai materi bakar bagi tubuh. Ketika kadar glukosa darah naik, sel beta di pankreas biasanya menciptakan dan mengeluarkan hormon insulin, yang memicu sel-sel di seluruh tubuh untuk mengambil gula dari darah.

Pada diabetes tipe 1, sistem kekebalan tubuh sendiri menyerang dan menghancurkan sel beta. Orang dengan diabetes tipe 1 memerlukan insulin untuk mempertahankan kadar glukosa darah dalam kisaran tertentu untuk mencegah komplikasi yang mengancam jiwa. Perawatan ketika ini untuk diabetes tipe 1 meliputi penghitungan karbohidrat, pemantauan glukosa darah secara hati-hati, dan pembiasaan takaran insulin sebagai respons.

Sebuah tim peneliti yang dipimpin oleh Drs. Steven J. Russell dari Massachusetts General Hospital dan Edward R. Damiano dan Firas El-Khatib dari Universitas Boston berbagi dan menguji pankreas bionik. Sistem terdiri dari ponsel cerdas yang berkomunikasi tanpa kabel dengan 2 pompa. Pompa mengirimkan insulin atau glukagon (hormon yang meningkatkan kadar glukosa darah) melalui tubing yang terjadi di bawah kulit. Hormon diberikan menurut pembacaan yang diberikan ke telepon arif setiap 5 menit dari monitor glukosa yang berkesinambungan. Dalam studi jangka pendek sebelumnya, para ilmuwan mengatakan bahwa perangkat tersebut sanggup mempertahankan kadar glukosa darah mendekati normal pada orang remaja dan belum dewasa di lingkungan yang terkendali dengan hati-hati.

Dalam studi gres mereka, tim tersebut menetapkan untuk menilai keamanan dan keefektifan sistem di lingkungan rumah. Penelitian ini didukung oleh Institut Nasional Diabetes dan Pencernaan dan Penyakit Ginjal NIH (NIDDK) dan Pusat Nasional untuk Memajukan Ilmu Translasi (NCATS). Hasilnya dipublikasikan online pada 20 Desember 2016 di Lancet.

Para ilmuwan mendaftarkan 39 orang remaja dengan diabetes tipe 1. Peserta secara acak mendapatkan pankreas bionik atau perawatan biasa (terapi pompa insulin konvensional atau sensor-augmented). Mereka menuntaskan satu perawatan selama 11 hari, dan kemudian lainnya untuk periode yang sama. Peserta dipantau dari jarak jauh. Mereka melaksanakan acara normal selama kedua perawatan tersebut, termasuk atletik dan mengemudi.

Para peneliti menemukan bahwa akseptor mempunyai regulasi glukosa darah yang lebih baik dengan pankreas bionik. Mereka mempunyai kadar glukosa darah rata-rata lebih rendah (141 mg / dl vs 162 mg / dl). Mereka juga menghabiskan lebih sedikit waktu dengan kadar gula darah kurang dari 60 mg / dl (0,6% vs 1,9%). Tidak ada imbas samping yang serius atau tak terduga dalam fase pion pankreas bionik, walaupun lebih banyak akseptor mengalami mual.

"Sistem ini tidak memerlukan isu selain berat tubuh pasien untuk memulai, jadi akan memerlukan sedikit waktu dan perjuangan oleh petugas kesehatan untuk memulai perawatan. Dan alasannya ialah tidak diharapkan penghitungan karbohidrat, ini secara signifikan mengurangi beban pada pasien yang terkait dengan administrasi diabetes, "kata Russell.

NIH merencanakan penelitian yang lebih besar dan lebih usang untuk menilai lebih lanjut manfaat dan risiko pankreas bionik otomatis.
-oleh Carol Torgan, Ph.D.

Referensi:

Penggunaan pankreas bionik bihormonal versus terapi pompa insulin pada orang remaja dengan diabetes tipe 1: percobaan crossover multisenter acak. El-Khatib FH, Balliro C, Hillard MA, Magyar KL, Ekhlaspour L, Sinha M, Mondesir D, Esmaeili A, Hartigan C, Thompson MJ, Malkani S, Kunci JP, Harlan DM, Clinton P, Frank E, Wilson DM, DeSalvo D, Norlander L, Ly T, Buckingham BA, Diner J, Dezube M, Young LA, Goley A, Kirkman MS, Buse JB, Zheng H, Selagamsetty RR, Damiano ER, Russell SJ. Lancet . 2016 Des 20. pii: S0140-6736 (16) 32567-3. doi: 10.1016 / S0140-6736 (16) 32567-3. [Epub di depan cetak]. PMID: 28007348


0 comments:

Post a Comment