Showing posts with label Penelitian Diabetes tipe 1. Show all posts
Showing posts with label Penelitian Diabetes tipe 1. Show all posts

Friday 5 January 2018

Penelitian Sel Beta Dari Penderita Diabetes Tipe 1


Para ilmuwan menghasilkan sel β (beta) fungsional dari sel kulit orang dengan diabetes tipe 1. Pada diabetes tipe 1, serangan yang salah arah oleh sistem kekebalan badan menyebabkan penghancuran sel β penghasil insulin yang ditemukan pada kelompok yang disebut pulau kecil di pankreas. Meskipun dukungan insulin melalui suntikan atau pompa hidup hemat, ia tidak memalsukan kontrol glukosa darah (pankreas) glukosa yang indah dari pankreas. Oleh alasannya yaitu itu, para ilmuwan sedang mengejar taktik untuk mengganti sel β yang hancur. Salah satu cara untuk melakukannya yaitu melalui transplantasi pulau kecil - sebuah mekanisme eksperimental memakai pulau kecil dari donor kadaver. Prosedur tersebut telah menunjukkan impian bagi orang-orang dengan diabetes yang sulit dikendalikan, namun mempunyai tantangan yang signifikan: jaringan susukan masuk donor terbatas, dan obat-obatan imunosupresif, yang mempunyai pengaruh samping beracun, diharapkan untuk mencegah penolakan jaringan yang ditransplantasikan dari individu lain. Untuk mengatasi penghalang pertama, para ilmuwan baru-baru ini menyebarkan metode produksi laboratorium gres untuk menghasilkan sel β dalam jumlah besar - yang disebut sel induk yang berasal dari sel beta (SC-β) - dari sel induk manusia. Metode ini bisa, dengan pengembangan lebih lanjut, dipakai untuk menciptakan sel β dari sampel sel dari orang dengan diabetes tipe 1 dalam jumlah yang dibutuhkan untuk transplantasi kembali ke orang yang sama. Sel-sel ini kemungkinan akan memerlukan proteksi dari serangan autoimun, namun mungkin tidak memerlukan obat imunosupresif beracun untuk mencegah penolakan jaringan. ilmuwan baru-baru ini menyebarkan metode produksi laboratorium gres untuk menciptakan sel β dalam jumlah besar - yang disebut sel induk yang berasal dari sel beta (SC-β) - dari sel induk manusia. Metode ini bisa, dengan pengembangan lebih lanjut, dipakai untuk menciptakan sel β dari sampel sel dari orang dengan diabetes tipe 1 dalam jumlah yang dibutuhkan untuk transplantasi kembali ke orang yang sama. Sel-sel ini kemungkinan akan memerlukan proteksi dari serangan autoimun, namun mungkin tidak memerlukan obat imunosupresif beracun untuk mencegah penolakan jaringan. ilmuwan baru-baru ini menyebarkan metode produksi laboratorium gres untuk menciptakan sel β dalam jumlah besar - yang disebut sel induk yang berasal dari sel beta (SC-β) - dari sel induk manusia. Metode ini bisa, dengan pengembangan lebih lanjut, dipakai untuk menciptakan sel β dari sampel sel dari orang dengan diabetes tipe 1 dalam jumlah yang dibutuhkan untuk transplantasi kembali ke orang yang sama. Sel-sel ini kemungkinan akan memerlukan proteksi dari serangan autoimun, namun mungkin tidak memerlukan obat imunosupresif beracun untuk mencegah penolakan jaringan.

Untuk mengetahui kemungkinan ini, dalam penelitian baru, para ilmuwan memakai sel kulit dari tiga orang penderita diabetes tipe 1 (sel T1D) dan tiga orang tanpa diabetes (sel ND). Dengan memperkenalkan faktor-faktor spesifik ke dalam sel-sel ini dan memakai metode produksi skala besar gres yang mereka kembangkan, mereka menciptakan sel kulit menjadi sel induk - sel yang kemudian sanggup menjadi jenis sel apapun. Mereka kemudian, dengan memperkenalkan faktor lain, membujuk sel punca ini menjadi sel SC-β (sel T1D SC-β dan sel ND SC-β). Sel dari dua asal yang berbeda tidak menunjukkan perbedaan kemampuan untuk menjadi sel SC-β, yang menunjukkan untuk pertama kalinya sel-sel dari orang dengan diabetes tipe 1 sanggup dipakai untuk menciptakan sel SC-β.

Selanjutnya, para ilmuwan menunjukkan bahwa sel T1D SC-β berfungsi menyerupai sel β sehat. Sebagai contoh, dalam budaya laboratorium, sel T1D SC-β mengeluarkan insulin sebagai respons terhadap glukosa; mereka juga melepaskan insulin sebagai respons terhadap obat diabetes yang diketahui sanggup merangsang sekresi insulin, menunjukkan potensi mereka untuk dipakai dalam skrining obat diabetes baru. T1D SC-β juga berfungsi pada binatang hidup: saat sel T1D SC-β ditransplantasikan ke tikus jantan, mereka menghasilkan insulin sebagai respons terhadap glukosa dan mengendalikan kadar glukosa darah hewan.

Banyak pertanyaan penelitian tetap ada sebelum mekanisme transplantasi sel SC-β akan siap untuk diuji pada manusia. Pertama, tetap mungkin bahwa perbedaan antara sel T1D SC-β dan ND SC-β sanggup muncul dalam periode waktu yang lebih usang daripada penelitian. Kedua, tidak diketahui bagaimana sel T1D SC-β akan berinteraksi dengan sistem kekebalan penerima; Sebagai contoh, belum terang apakah sel-sel ini masih bisa ditolak, meski berasal dari sel penerima; dan kemungkinan sel-sel ini akan mengalami serangan autoimun yang sama yang menghancurkan sel β orisinil orang tersebut. Ketiga, perbedaan individu pada diabetes tipe 1 sanggup menghipnotis keberhasilan produksi, fungsi, atau transplantasi sel T1D SC-β. Dengan demikian, penelitian lebih lanjut akan menerangi potensi sel T1D SC-β sebagai terapi untuk diabetes tipe 1.

Millman JR, Xie C, Van Dervort A, Gürtler M, Pagliuca FW, dan Melton DA. Pembentukan sel β yang berasal dari sel induk dari pasien diabetes tipe 1. Nat Commun 7: 11463, 2016.