Wednesday, 13 September 2017

Kisah Mengharukan Seorang PENGUSAHA yang sangat Berbakti Terhadap Ibunya

Hai , | Tadi sore... Di sebuah masjid di perumahan elit kota bogor
"wan... Mau kemana... Gak makan makan dulu?"
"lain kali aja... Udah sore... Pulang dulu... Sampai ktemu lagi ya... Salam buat keluarga"
Saya lihat dia pergi tergesa gesa... Seseorang dari belakang saya berkata
"gak usah asing rief... Dia itu shubuh dan sore biasa mandiin ibu nya sejak terkena stroke.. Gantiin dan bersihin pampers kalo pup dan ngajak jalan jalan setiap pagi semoga kena sinar matahari... Padahal dia kaya... Nyewa perawat juga bisa... Tapi dia gak mau... Malah dia urus sendiri semuanya... Dia gak pernah mau ambil job yg bikin dia harus nginap ninggalin rumah... Padahal proyek-proyek besar banyak yg perluin dia... Sabar banget dia."

 Kisah Mengharukan "Seorang PENGUSAHA yang sangat Berbakti Terhadap Ibunya"

Saya tersenyum... Diantara sekian banyak orang yg lebih memilih memasukan orang tuanya ke panti jompo atau menyewa suster untuk merawat... Dia... Lebih memilih melakukannya sendiri... Bakti anak kepada orang tuanya...
"pernah gak ente tanya kenapa dia mau mirip itu?"
"pernah... Dia bilang... 9 bulan mengandung penuh beban , 2 thun menyusui penuh menahan banyak hal dan larangan... Mengorbankan masa mudanya untuk bersabar membesarkan saya , menahan amarah atas kejahilan saya , kesalahan saya , kebodohan saya , keisengan saya... Mengorbankan kebebasannya untuk menjaga saya... Memastikan perut saya terisi makanan dan tidur dengan pulas disaat sering beliau tidur dalam keadaan menahan lapar dan tal tidur menjaga saya dari gigitan nyamuk... Tak kenal lelah memperhatikan saya... Menasehati dan memperjuangkan hidup saya dengan mengesampingkan perasaan ingin menikmati kesenangan kesenangan pribadinya...
Lalu...
Anak macam apa saya kalau membiarkan ibu diurus oleh bukan anak yg dibela belanya dulu? Anak macam apa saya kalau merasa berat mengurus ibu yg telah mati matian menyamankan dan mengamankan saya?
Anak macam apa saya kalau membiarkan masa tuanya tanpa mendapatkan kebaikan anaknya sebagai akibat atas pengorbanan hidupnya?
Anak macam apa saya kalau pekerjaan dan uang lebih saya pentingkan daripada mengurus orang tua yg sudah terang jelas sangat berjasa atas kehidupan saya?
Saya tak ingin menyesal kalau ibu saya meninggal disaat saya belum buktikan cinta dan rasa sayang serta bakti saya kepadanya"

Saya terdiam dan tak terasa air mata meleleh di pipi saya...
Teringat mama saya dan uban yg mulai memenuhi kepalanya..


Sumber : https://www.facebook.com/Ary.Ginanjar.Agustian

0 comments:

Post a Comment