Showing posts with label Diagnosa Gangguan Ginjal. Show all posts
Showing posts with label Diagnosa Gangguan Ginjal. Show all posts

Wednesday, 4 April 2018

Pentingnya Investigasi Urine Untuk Diagnosa Penyakit

 atau urinalisa merupakan investigasi terhadap urine pasien dengan tujuan mengetahui ada a Pentingnya Pemeriksaan Urine untuk Diagnosa Penyakit
Tes urine atau urinalisa merupakan investigasi terhadap urine pasien dengan tujuan mengetahui ada atau tidak zat-zat yang biasa berada pada urine dan kadarnya normal atau tidak. Tes urine memang sederhana dan relatif murah, namun sanggup menggambarkan kondisi klinis pasien dalam banyak hal.

Kandungan yang terdapat dalam urine antara lain ialah sisa-sisa metabolisme, sisa-sisa meterial obat yang dikonsumsi, sisa cairan dan elektrolit yang berfungsi sebagai penyeimbang cairan yang tidak lagi diperlukan tubuh. Di dalam urine juga didapatkan citra status asam/basa cairan di kandung kemih.

Salah satu gangguan kesehatan yang bisa didiagnosa dari urine ialah berkaitan dengan fungsi ginjal seseorang seperti: tanda-tanda Disorders of Micturation (frekuensi kencing yang abnormal, sulit kencing), Uraemia (muntah, lethargy /lemas) , Disorders of Urine volume (kencing sangat sering, banyak, atau tidak bisa kencing), Alterations in urine composition ( haematuria / kencing disertai darah, proteinuria/protein di urine, bacteria/bakteri di urine, leukocyturia /  ada sel darah putih di urine)

Gangguan kesehatan lain yang bisa dilakukan dengan tes urine ialah benjol jalan masuk kemih (ISK). Hal ini bisa diketahui lantaran kandungan nitrit meningkat, jumlah sel darah putih pada urine meningkat. Infeksi jalan masuk kemih, juga akan memicu basil yang berkembang di jalan masuk kemih jauh melebihi tanaman normal sehingga amis urine berbau busuk atau lebih menyengat.

Selain itu penyakit diabetes dan aneka macam jenis penyakit ginjal (penyakit glumerulo nefritis, syndrom nefrotik, pielonefritis) juga bisa diketahui secara lebih sempurna dengan investigasi urine.

Volume Normal Urine Manusia

Urine orang yang sehat akan berwarna kuning muda atau bening, dengan volume antara 750-2000 ml/hari. Adapun jumlah minimal urine yang dibuang ialah 500 ml/hr, apabila volume urine kurang dari 400 ml maka disebut oligouri dan apabila kurang dari 100 ml maka disebut anuri, sedangkan apabila melebihi 2000ml/hari disebut poliuri.

Volume urine yang dikeluarkan yang berkurang bisa disebabkan lantaran berkurangnya pemasukan cairan, gangguan ginjal, ada proses kehilangan cairan, atau sumbatan mekanik di jalan masuk kemih. Sedangkan volume urine yang berlebih bisa disebabkan lantaran pemasukan cairan yang lebih banyak, dukungan obat diuresis, kecemasan dan diabetes.

Metode Pemeriksaan Urine

Pemeriksaan urine mencakup investigasi kimia urine yang terdiri dari beberapa reaksi kimia, yaitu : pH, protein, Glukosa, benda keton, bilirubin, urobilinogen atau cek BJ (berat jenis). Pemeriksaan BJ pada urine sanggup memberi petunjuk dalam hal kemampuan fungsi ginjal dalam memekatkan urine, yang dimana Urine normal mempunyai BJ 1.003-1.030. Sehingga apabila kandungan BJ kurang dari normal, bisa menjadi indikasi adanya penyakit diabetes insipidus, kerusakan tubulus hingga glumerulus. Sedangkan apabila kandungan BJ lebih tinggi dibandingkan normal bisa menjadi indikasi adanya penyakit diabetes mellitus, decompensatio cordis (gagal jantung), muntah,atau diare.

Pemeriksaan urine yang lain ialah investigasi sedimen urine, dengan melihat jumlah leukosit, epithel, bakteri, jumlah eritrosit, ada tidaknya silinder dan kristal urine. Zat-zat tersebut memberi arti dalam membantu tenaga medis atau dokter untuk mendiagnosa penyakit pasien.

Ringkasan:
  • Tes urine atau urinalisa yang gampang dan murah menjadi pilihan dokter untuk mendiagnosa beberapa penyakit,
  • Penyakit yang bisa dideteksi dengan Tes Urine ibarat Infeksi Saluran Kemih, Gangguan Ginjal dan Diabetes,
  • Metode Pemeriksaan Urine bisa dengan mengetahui kimia urine dan sedimen urine.