Showing posts with label Fase Siklus Menstruasi. Show all posts
Showing posts with label Fase Siklus Menstruasi. Show all posts

Monday, 16 April 2018

Tiga Fase Siklus Menstruasi Wanita

 Siklus menstruasi normal akan terjadi setiap bulan Tiga Fase Siklus Menstruasi Wanita
Siklus menstruasi normal akan terjadi setiap bulan, dengan siklus 25-35 hari. Setiap menstruasi maka hanya 1 sel telur yang dikeluarkan. Menstruasi pertama kali biasanya terjadi pada usia 11 – 16 tahun, namun beberapa perempuan juga sudah mengalmi menstruasi di usia 8 tahun. Hal ini dikarenakan asupan gizi dalam badan berkembang baik dan dikarenakan faktor teknologi banyaknya media yang memperlihatkan warta mengenai pengetahuan seksual.

Saat seorang perempuan mengalami menstruasi pertama kali, maka dirinya sudah mengalami masa subur dan siap untuk hamil. Perlu kau ketahui bahwa Setiap siklus menstruasi hanya 1 sel telur yang dikeluarkan. Dan bagi cukup umur perempuan yang gres pertama kali mengalami menstruasi, biasanya mengalami siklus haid yang tidak teratur, contohnya dalam 1 bulan terjadi 2 kali menstruasi (2 kali siklus ), dan hal tersebut merupakan hal yang wajar.

Adapun Tiga fase Siklus Menstruasi, ialah sebagai berikut :
  1. Fase Folikuler ialah fase dimana kadar FSH ( Folicle Stimulating Hormone ) sedikit meningkat, sehingga memicu tumbuhnya 3 – 30 folikel ovarium (kantung dinding telur) yang masing – masing terdapat 1 sel telur.
  2. Fase Ovulatior ialah fase dimana kadar LH (Luteinizing Hormone) naik dan folikel yang matang akan menonjol ke permukaan ovarium (dinding telur) untuk melepaskan sel telur (ovulasi). Sel telur tersebut biasanya keluar dalam waktu 16 – 32 jam sesudah terjadi peningkatan kadar LH. Fase Ovulatior biasanya menjadikan perempuan mengalami gangguan nyeri pada perut bab bawah dalam beberapa menit bahkan hingga beberapa jam.
  3. Fase Luteal ialah fase melepasnya sel telur dari indung telur selama 14 hari, dan folikel ovarium (kantung induk telur). Setelah 14 hari kantung induk telur akan menutup kembali dan membentuk korpus luteum yang menghasilkan hormon progesteron dalam jumlah besar.
Setelah 14 hari korpus luteum akan hancur dan pada fase ini juga seorang perempuan akan mengalami peningkatan suhu badan hingga siklus menstruasi dimulai, keculai jikalau terjadi pembuahan oleh sperma pria. Apabila indung telur dibuahi, maka korpus luteum akan menghasilkan HCG (Human Chorionic gonadotropin)yang akan menjaga kropus luteum untuk menghasilkan hormon progesteron hingga janin sanggup menghasilkan hormonnya sendri. Fase Luteal biasanya ditkamui sebagai fase Puncak Masa Subur Wanita, sehingga sempurna untuk bekerjasama suami istri biar cepat hamil.

Ringkasan:
  • Siklus menstruasi normal terjadi setiap bulan, dengan siklus 25-35 hari dan pelepasan 1 sel telur,
  • Faktor teknologi dan gizi menghipnotis terjadinya siklus menstruasi pertama pada wanita,
  • Fase Siklus Menstruasi terbagi menjadi Fase Folikuler, Ovulatior, Luteal.

Sunday, 8 April 2018

Ciri Dan Penyebab Pendarahan Menstruasi Berlebihan

beda dari siklus menstruasi ke siklus berikutya Ciri dan Penyebab Pendarahan Menstruasi Berlebihan
Pendarahan Menstruasi memang berbeda-beda dari siklus menstruasi ke siklus berikutya. Namun untuk perempuan yang mempunyai tubuh lebih besar, telah mempunyai anak atau menjelang menopause biasanya akan mendapat pendarahan menstruasi lebih banyak dari perempuan normal yang hanya sekitar 6-7 sendok teh (30-40 ml).

Pendarahan menstruasi memang lebih banyak di beberapa hari pertama, dan akan semakin berkurang mendekati simpulan siklus menstruasi. Tidak sedikit perempuan yang mengeluhkan perdarahan ekstrim di hari-hari pertama siklus menstruasi sehingga darah hingga tembus membasahi pakaian atau kawasan tidur. Darah menstruasi biasanya juga mengandung gumpalan yang menyerupai mirip serpihan hati.

Cara paling gampang mengetahui apakah perdarahan menstruasi seorang wanita hiperbola atau tidak yaitu dengan mencermati penggunaan pembalut (penggunaan pembalut biasa bukan maxi). Setiap tampon sanggup menampung satu sendok teh (5 ml) darah, sehingga apabila dalam satu masa menstruasi kau membutuhkan lebih dari tujuh pembalut berukuran normal maka perdarahan menstruasi kau termasuk melebihi rata-rata. Namun, memang dokter tidak memakai angka itu sebagai contoh klinis, alasannya aneka macam kondisi lain pada perempuan juga perlu dipertimbangkan untuk menilai pendarahan termasuk berbahaya atau tidak.

Perdarahan menstruasi yang hiperbola harus diwaspadai sebagai tanda-tanda suatu kondisi penyakit apabila disertai kram, terjadi gumpalan darah yang besar, memicu sulit tidur, kelelahan dan sesak napas.

Adapun beberapa kondisi atau penyakit yang sanggup menyebabkan perdarahan menstruasi berlebihan, yang di antaranya adalah:
  • Terjadi gangguan fungsi ovarium,harus diwaspadai alasannya sanggup mengganggu Kesuburan Wanita.
  • Terjadi tumor rahim jinak atau polip uterus, kanker ovarium Kanker rahim, dan kanker serviks.
  • Wanita memakai obat pengencer darah, alasannya telat haid,
  • Penggunaan Alat kontrasepsi spiral (IUD),
  • Terjadi keguguran atau kehamilan ektopik,
  • Terjadi gangguan pembekuan darah.
  • Terjadi Adenomiosis (kondisi di mana lapisan rahim tertanam di dalam dinding otot rahim), yang sering terjadi pada perempuan paruh baya yang sudah mempunyai beberapa anak.
  • Wanita mengalami penyakit radang panggul, endometriosis, gangguan tiroid, jerawat organ reproduksi, penyakit hati atau ginjal.
Apabila seorang perempuan mengalami Pendarahan Menstruasi Berlebihan, sehingga mengganggu acara atau bahkan mengatakan Gejala Sulit Hamil, segera berkonsultasi dengan dokter. Untuk selanjutnya dokter akan melaksanakan penanganan awal, menyerupai pinjaman embel-embel zat besi hingga investigasi organ dalam kewanitaan.

Ringkasan:
  • Pendarahan menstruasi akan lebih banyak di hari-hari pertama, dan akan semakin berkurang mendekati simpulan siklus menstruasi,
  • Darah yang keluar dalam satu siklus menstruasi yaitu sekitar 30-40 ml,
  • Beberapa penyebab Pendarahan menstruasi yang hiperbola yang perlu diwaspadai adalah, adanya kanker, tumor dan gangguan fungsi ovarium.