Showing posts with label Hasil Penelitian. Show all posts
Showing posts with label Hasil Penelitian. Show all posts

Friday 5 January 2018

Mengganti Basil Usus Dalam Penyakit Crohn

anda mengetahui penyakit Crohn? Bagi anda yang gres mendengarnya atau bagi yang ingin tambah pengetahuan silahkan baca hasil penelitian penyakit tersebut .

Sekilas :

  1. Periset menemukan bahwa enzim yang disebut urease mengubah komposisi basil dalam usus tikus dan menyebabkan penyakit radang usus.
  2. Studi tersebut mengatakan bahwa urease mungkin menjadi sasaran potensial untuk mengobati penyakit radang usus besar menyerupai penyakit Crohn dan kolitis ulserativa.


Pria di dingklik taman menahan perutnya alasannya ialah ketidaknyamanan
Temuan ini menyarankan pendekatan potensial untuk membuatkan pengobatan gres untuk penyakit radang usus.

Penyakit Crohn ialah penyakit kronis yang menyebabkan radang dan iritasi pada kanal pencernaan. Hal ini sanggup menyebabkan rasa sakit yang parah, diare, dan absorpsi nutrisi yang buruk, yang sanggup menghambat pertumbuhan anak pada perkara yang parah. Penyakit ini paling sering dimulai secara sedikit demi sedikit dan sanggup menjadi lebih jelek seiring berjalannya waktu. Dokter tidak yakin apa penyebab penyakit Crohn. Beberapa jago menyarankan bahwa perubahan mikrobioma usus - komunitas mikroba, menyerupai basil dan virus, hidup di usus - mungkin berperan.

Bakteri usus membasmi nitrogen di usus kita untuk menghasilkan asam amino dan enzim yang mereka butuhkan untuk berkembang. Beberapa jenis basil yang mengambil alih usus sanggup menyebabkan penyakit usus inflamasi, termasuk penyakit Crohn.

Untuk memeriksa hubungan antara metabolisme nitrogen basil dan penyakit radang usus, tim yang dipimpin oleh Dr. Gary D. Wu di University of Pennsylvania menganalisis mikroba usus dan asam amino pada pasien penyakit Crohn. Penelitian ini didukung oleh Institut Nasional Diabetes dan Pencernaan dan Penyakit Ginjal NIH (NIDDK) dan Institut Nasional Ilmu Kesehatan Umum (NIGMS). Hasilnya dipublikasikan dalam Science Translational Medicine pada tanggal 15 November , pada 2017.

Hasil kerja tim sebelumnya mengatakan peningkatan acara pada gen yang terkait dengan metabolisme nitrogen pada sampel tinja yang diambil dari 90 belum dewasa dengan penyakit Crohn dibandingkan dengan sampel dari 26 anak yang sehat. Dalam studi ketika ini, para peneliti menemukan kadar asam amino yang lebih tinggi dan turunannya dalam sampel tinja dari orang-orang dengan penyakit Crohn. Ini berkorelasi dengan tingkat tinggi sekelompok basil usus yang disebut Proteobacteria.

Beberapa basil di usus besar memakai enzim yang disebut urease untuk menghasilkan amonia. Amonia berfungsi sebagai utama sumber dari nitrogen untuk memberi makan pertumbuhan mereka. Para peneliti melacak nitrogen pada tikus dengan basil usus normal, basil usus yang habis, atau usus yang habis dan dikonolonisasi dengan basil yang mempunyai tingkat urease rendah. Mereka menemukan bahwa enzim tersebut memungkinkan basil usus menghasilkan amonia yang lalu dipakai untuk menciptakan asam amino.

Para ilmuwan menghapus mikrobiom usus pada tikus dan lalu memperkenalkan Escherichia coli (sejenis Proteobacteria) yang direkayasa secara genetis untuk menghasilkan tingkat urease tinggi atau rendah. Tingkat tinggi urease menyebabkan Proteobacteria berkembang dalam keberanian tikus. Tingkat urease yang rendah menyebabkan mikrobiom usus sehat.

Pada tikus yang rentan terhadap kolitis, tingginya tingkat urease memperburuk kolitis. Tikus ini kehilangan berat tubuh lebih banyak dan mengalami lebih banyak radang daripada tikus yang diberi E. coli yang menghasilkan tingkat urease rendah.

Dengan memakai teknik yang sama dengan yang dipakai untuk menghapus mikrobioma usus pada tikus, tim tersebut mengatakan bahwa mereka sanggup mengurangi basil usus pada lima orang. Ini mengatakan cara untuk mengubah basil usus pada orang-orang yang sanggup menyebabkan mikrobiom lebih sehat.

"Karena itu satu enzim tunggal yang terlibat dalam proses ini, ini mungkin solusi yang tepat," kata Wu. "Gagasannya ialah bahwa kita sanggup 'merancang' komposisi mikrobiota dengan cara yang tidak mempunyai enzim spesifik ini."

Kelompok ini kini memeriksa perawatan untuk penyakit Crohn menurut temuan ini dalam penelitian klinis.
-Tianna Hicklin, Ph.D.