Persalinan yakni proses pengeluaran janin yang telah cukup bulan melalui jalan lahir (alat kelamin wanita) atau melalui jalan lain (pembedahan perut) dengan tunjangan atau tanpa bantuan. Persalinan akan terjadi secara alami yang akan berlangsung dengan sendirinya, namun persalinan pada insan mungkin bisa menyulitkan sehingga mengancam keselamatan Ibu dan janin.
Tidak sedikit orang yang beranggapan bahwa persalinan yakni masa seorang perempuan mengalami rasa sakit yang teramat sangat, namun ternyata ada yang lebih sakit bagi wanita, selain persalinan. Apakah itu? Silahkan simak dongeng dibawah ini.
“Bunda, masakin air bu. Aku mau mandi pakai air hangat,” seorang anak meminta Bundanya menyiapkan air hangat untuk mandinya.
Sang Bunda dengan tulus melakukan apa yang diperintah oleh buah hatinya.
Dengan bunyi lembut Bundanya menyahut, “Iya, tunggu sebentar, sayang!”
“Jangan terlalu usang ya Bun! Soalnya saya ada kesepakatan sama teman.” ucap anak.
Tidak usang kemudian sang Bunda telah usai menyiapkan air hangat untuk buah hatinya.
“Nak, air hangatnya sudah siap,” Bunda itu memberi tahu.
“Lama sekali sih, Bun …” sang anak sedikit membentak.
Setelah simpulan mandi dan berpakaian rapi, sang buah hati berpamitan kepada Bundanya, “Bun, saya keluar dulu ya, mau jalan-jalan sama teman.”
“Mau kemana nak?” tanya sang Bunda.
“Kan sudah saya bilang, saya mau keluar jalan-jalan sama teman,” kata sang anak sambil mengerutkan dahi.
Malam harinya, sang anak pulang dari jalan-jalan, sesampainya di rumah ia merasa kesal sebab Bundanya tidak ada di rumah. Padahal perutnya sangat lapar, di meja makan tidak ada masakan apa-apa.
Beberapa ketika kemudian, Bundanya tiba sambil mengucapkan salam, “Assalamu’ alaik¬¬um.. Nak, kau sudah pulang? Sudah dari tadi?”
“Hah, Bunda dari mana saja. Saya ini lapar, mau makan tidak ada masakan di meja makan. Seharusnya jikalau Bunda mau keluar itu masak dulu…” kata sang anak dengan bunyi sangat lantang.
Sang Bunda mencoba menjelaskan sambil memegang tangan anaknya, “Begini sayang, kau jangan murka dulu. Bunda tadi keluar bukan untuk urusan yang tidak penting, kau belum tahukan jikalau istrinya Pak Rahman meninggal?”
“Meninggal? Padahal tidak sakit apa- apa kan, Bu?” sang anak sedikit kaget, nada suaranya juga tidak tinggi lagi.
“Dia meninggal waktu Maghrib tadi. Dia meninggal ketika melahirkan anaknya. Kamu juga harus tahu nak, seorang Ibu itu bertaruh nyawa ketika melahirkan anaknya,” Bunda memperlihatkan penjelasan.
Hati sang anak mulai terketuk, dengan bunyi lirih ia bertanya pada Bundanya, “Itu artinya, Bunda ketika melahirkanku juga begitu? Bunda juga mencicipi sakit yang luar biasa juga?”
“Iya anakku. Saat itu Bunda harus berjuang menahan rasa sakit yang luar biasa. Namun, ada yang lebih sakit daripada sekadar melahirkanmu, nak,” Jawab Bunda.
“Apa itu, Bu?” sang anak ingin mengerti apa yang melebihi rasa sakit Bundanya ketika melahirkan dia.
Bunda tidak bisa menahan air mata yang mengalir dari setiap sudut matanya seraya berkata, “Rasa sakit ketika Bunda melahirkan tidak seberapa, apabila dibandingkan dengan rasa sakit yang Bunda rasakan ketika dirimu membentak Bunda dengan bunyi lantang, ketika kau menyakiti hati Bunda, Nak.”
Sang anak pribadi menangis dan memohon ampun atas apa yang telah diperbuat selama ini pada Bundanya.
Disunting dari Web islampos
Ringkasan:
Tidak sedikit orang yang beranggapan bahwa persalinan yakni masa seorang perempuan mengalami rasa sakit yang teramat sangat, namun ternyata ada yang lebih sakit bagi wanita, selain persalinan. Apakah itu? Silahkan simak dongeng dibawah ini.
“Bunda, masakin air bu. Aku mau mandi pakai air hangat,” seorang anak meminta Bundanya menyiapkan air hangat untuk mandinya.
Sang Bunda dengan tulus melakukan apa yang diperintah oleh buah hatinya.
Dengan bunyi lembut Bundanya menyahut, “Iya, tunggu sebentar, sayang!”
“Jangan terlalu usang ya Bun! Soalnya saya ada kesepakatan sama teman.” ucap anak.
Tidak usang kemudian sang Bunda telah usai menyiapkan air hangat untuk buah hatinya.
“Nak, air hangatnya sudah siap,” Bunda itu memberi tahu.
“Lama sekali sih, Bun …” sang anak sedikit membentak.
Setelah simpulan mandi dan berpakaian rapi, sang buah hati berpamitan kepada Bundanya, “Bun, saya keluar dulu ya, mau jalan-jalan sama teman.”
“Mau kemana nak?” tanya sang Bunda.
“Kan sudah saya bilang, saya mau keluar jalan-jalan sama teman,” kata sang anak sambil mengerutkan dahi.
Malam harinya, sang anak pulang dari jalan-jalan, sesampainya di rumah ia merasa kesal sebab Bundanya tidak ada di rumah. Padahal perutnya sangat lapar, di meja makan tidak ada masakan apa-apa.
Beberapa ketika kemudian, Bundanya tiba sambil mengucapkan salam, “Assalamu’ alaik¬¬um.. Nak, kau sudah pulang? Sudah dari tadi?”
“Hah, Bunda dari mana saja. Saya ini lapar, mau makan tidak ada masakan di meja makan. Seharusnya jikalau Bunda mau keluar itu masak dulu…” kata sang anak dengan bunyi sangat lantang.
Sang Bunda mencoba menjelaskan sambil memegang tangan anaknya, “Begini sayang, kau jangan murka dulu. Bunda tadi keluar bukan untuk urusan yang tidak penting, kau belum tahukan jikalau istrinya Pak Rahman meninggal?”
“Meninggal? Padahal tidak sakit apa- apa kan, Bu?” sang anak sedikit kaget, nada suaranya juga tidak tinggi lagi.
“Dia meninggal waktu Maghrib tadi. Dia meninggal ketika melahirkan anaknya. Kamu juga harus tahu nak, seorang Ibu itu bertaruh nyawa ketika melahirkan anaknya,” Bunda memperlihatkan penjelasan.
Hati sang anak mulai terketuk, dengan bunyi lirih ia bertanya pada Bundanya, “Itu artinya, Bunda ketika melahirkanku juga begitu? Bunda juga mencicipi sakit yang luar biasa juga?”
“Iya anakku. Saat itu Bunda harus berjuang menahan rasa sakit yang luar biasa. Namun, ada yang lebih sakit daripada sekadar melahirkanmu, nak,” Jawab Bunda.
“Apa itu, Bu?” sang anak ingin mengerti apa yang melebihi rasa sakit Bundanya ketika melahirkan dia.
Bunda tidak bisa menahan air mata yang mengalir dari setiap sudut matanya seraya berkata, “Rasa sakit ketika Bunda melahirkan tidak seberapa, apabila dibandingkan dengan rasa sakit yang Bunda rasakan ketika dirimu membentak Bunda dengan bunyi lantang, ketika kau menyakiti hati Bunda, Nak.”
Sang anak pribadi menangis dan memohon ampun atas apa yang telah diperbuat selama ini pada Bundanya.
Disunting dari Web islampos
Ringkasan:
- Proses persalinan merupakan proses pengeluaran janin melalui jalan lahir atau jalan lain baik sendiri atau tunjangan orang lain,
- Banyak orang yang beranggapan bahwa persalinan menimbulkan rasa paling sakit pada wanita.
0 comments:
Post a Comment