Pembekuan Sel Telur yaitu metode penyimpanan sel telur yang diambil di ovarium perempuan ketika masih usia subur untuk dipakai lalu hari. Metode ini bertujuan untuk meningkatkan peluang kehamilan perempuan di usia tua, yang telah dikembangkan di
Jepang.
Di Negara tersebut, para perempuan melaksanakan Pembekuan Sel Telur untuk meningkatkan angka kelahiran yang rendah. Bahkan aktivitas ini menerima tunjangan biaya dari pemerintah.
Metode Pembekuan Sel Telur juga sudah dikembangkan di Indonesia. Dan apa saja yang harus diperhatikan dalam aktivitas ini, cara Kesehatan Keluarga Bunda menawarkan klarifikasi di bawah ini:
Tidak boleh perempuan subur untuk menunda kehamilan dengan memakai aktivitas Pembekuan Sel Telur, alasannya yaitu aktivitas ini ditujukan untuk perempuan yang mengalami kondisi medis menyerupai terkena kanker pada usia muda.
Sel Telur yang dibekukan tidak banyak yang kesudahannya dipakai di lalu hari. Hal ini diketahui dari penelitian terbaru di klinik kesuburan Santa Monica, California, ada 232 perempuan yang menjalani simpan beku sel telur semenjak tahun 2007-2012. Namun di tahun 2015, sebanyak 95% sel telur tersebut belum digunakan.
Pembekuan sel telur tidak menjamin keberhasilan kehamilan ketika digunakan, meski pembekuan sel telur dilakukan pada usia muda. Hasil studi di Eropa terhadap sel telur beku dari donor di bawah usia 30 tahun, memperlihatkan tingkat kehamilan hanya sebesar 36% hingga 61% ketika digunakan.
Pembekuan Sel Telur lebih baik dilakukan di usia muda, ketika usia sekitar 20 atau awal 30 tahun. Hal ini dikarenakan sel telur yang dibekukan dari perempuan berusia diatas itu hanya memiliki prosentase keberhasilan sekitar 10%.
Bayi lahir dengan mekanisme Pembekuan Sel Telur belum popular, alasannya yaitu hingga ketika ini belum ada data persis berapa bayi yang berhasil dilahirkan dari ini. Prgram Pembekuan Sel Telur pertama kali dipakai tahun 1986, dan berdasarkan USC Fertility Center, ada sekitar 5.000 bayi telah lahir di seluruh dunia.
Ringkasan:
Jepang.
Di Negara tersebut, para perempuan melaksanakan Pembekuan Sel Telur untuk meningkatkan angka kelahiran yang rendah. Bahkan aktivitas ini menerima tunjangan biaya dari pemerintah.
Metode Pembekuan Sel Telur juga sudah dikembangkan di Indonesia. Dan apa saja yang harus diperhatikan dalam aktivitas ini, cara Kesehatan Keluarga Bunda menawarkan klarifikasi di bawah ini:
Tidak boleh perempuan subur untuk menunda kehamilan dengan memakai aktivitas Pembekuan Sel Telur, alasannya yaitu aktivitas ini ditujukan untuk perempuan yang mengalami kondisi medis menyerupai terkena kanker pada usia muda.
Sel Telur yang dibekukan tidak banyak yang kesudahannya dipakai di lalu hari. Hal ini diketahui dari penelitian terbaru di klinik kesuburan Santa Monica, California, ada 232 perempuan yang menjalani simpan beku sel telur semenjak tahun 2007-2012. Namun di tahun 2015, sebanyak 95% sel telur tersebut belum digunakan.
Pembekuan sel telur tidak menjamin keberhasilan kehamilan ketika digunakan, meski pembekuan sel telur dilakukan pada usia muda. Hasil studi di Eropa terhadap sel telur beku dari donor di bawah usia 30 tahun, memperlihatkan tingkat kehamilan hanya sebesar 36% hingga 61% ketika digunakan.
Pembekuan Sel Telur lebih baik dilakukan di usia muda, ketika usia sekitar 20 atau awal 30 tahun. Hal ini dikarenakan sel telur yang dibekukan dari perempuan berusia diatas itu hanya memiliki prosentase keberhasilan sekitar 10%.
Bayi lahir dengan mekanisme Pembekuan Sel Telur belum popular, alasannya yaitu hingga ketika ini belum ada data persis berapa bayi yang berhasil dilahirkan dari ini. Prgram Pembekuan Sel Telur pertama kali dipakai tahun 1986, dan berdasarkan USC Fertility Center, ada sekitar 5.000 bayi telah lahir di seluruh dunia.
Ringkasan:
- Pembekuan Sel Telur bertujuan untuk aktivitas kehamilan di usia yang lebih tua,
- Keberhasilan pembekuan sel telur mencapai 36% hingga dengan 61%,
- Pembekuan Sel Telur sebaiknya dilakukan di usia 20 atau awal 30 tahun.