Showing posts with label Retensio Plasenta. Show all posts
Showing posts with label Retensio Plasenta. Show all posts

Sunday, 15 April 2018

Plasenta Tertinggal Di Rahim Sebagai Kegawatan Persalinan

 ialah suatu kondisi kegagalan pelepasan plasenta fetalis  Plasenta Tertinggal di Rahim sebagai Kegawatan Persalinan
Add caption
Plasenta Tertinggal di Rahim (Retensio Plasenta) ialah suatu kondisi kegagalan pelepasan plasenta fetalis (vili kotiledon) dan plasenta induk (kripta karunkula) yang terjadi lebih usang dari 30 menit sesudah persalinan. Keadaan ini sanggup diikuti dengan perdarahan yang berlebihan, lantaran hanya sebagian plasenta yang telah lepas sehingga memerlukan tindakan plasenta (kiret) manual dengan segera.

Plasenta insan berbentuk bulat atau hampir bulat berdiameter 15 hingga 20 cm dan tebal lebih kurang 2.5 cm dengan berat rata-rata 500 gram. Tali pusat bekerjasama dengan plasenta ini dibagian di tengah (insertio sentralis). Plasenta biasanya terbentuk lengkap pada usia kehamilan lebih kurang 16 ahad dengan ruang amnion telah mengisi seluruh kavum uteri.

Penyebab Retensio Plasenta sangat kompleks, namun yang paling sering ialah terjadinya; nanah yang mengakibatkan rahim lemah untuk berkontraksi, ibu kurang gerak sehingga otot rahim tidak berpengaruh untuk berkontraksi mengeluarkan plasenta. Retensi plasenta sering terjadi pada kasus abortus, kelahiran premature, kesulitan melahirkan, rahim terputar, rahim berisi cairan, kekurangan kalsium, ketuaan, eksitasi waktu melahirkan, kelahiran yang dipaksakan, obesitas dan defisiensi vitamin E, A dan selenium.

Sisa plasenta (rest placenta) yang tertinggal di dalam rongga rahim yang sanggup mengakibatkan perdarahan postpartum dini (Early Postpartum Hemorrhage) atau perdarahan post partum lambat (Late Postpartum Hemorrhage) yang biasanya terjadi dalam 6-10 hari sesudah proses persalinan.

Sesudah fetus keluar dan tali pusar diputus, maka tidak ada darah yang mengalir ke vili fetus dan vili tersebut mengkerut dan mengendor. Rahim terus berkontraksi dan sejumlah besar darah yang tadinya mengalir ke rahim alam berkurang. Pada fase ini Karankula maternal mengecil lantaran suplai darah berkurang dan kripta pada karankula berdilatasi.

Pada kondisi retensi plasenta, pemisahan dan pelepasan vili fetus dari kripta karankula maternal terganggu dan terjadi pertautan. Pada plasenta yang sudah terlepas, proses pelepasan disebabkan oleh autolisa vili kronis. Sesudah beberapa hari terdapat leukosit di dalam plasentom, oleh lantaran itu radang plasenta gampang terjadi, sehingga sanggup berakibat jelek kepada ibu yang gres saja akhir melahirkan.

Mengatasi Plasenta Tertinggal di Rahim sanggup dilakukan dengan tindakan medis, yaitu dengan kuret atau dengan santunan obat khusus yang akan memacu kontraksi dalam rahim sehingga sisa plasenta sanggup keluar secara alami.

Ringkasan:
  • Plasenta Tertinggal di Rahim merupakan kondisi kegawatan sesudah persalinan lantaran memicu pendarahan,
  • Plasenta seharusnya keluar secara alami sesudah 30 menit pasca persalinan,
  • Mengatasi Retensio Plasenta sanggup dilakukan dengan kuret atau santunan obat.