Showing posts with label Infeksi Virus MERS. Show all posts
Showing posts with label Infeksi Virus MERS. Show all posts

Sunday, 15 April 2018

Infeksi Virus Mers Dapat Sembuh Tanpa Obat

 hal ini terbukti oleh puluhan pasien yang balasannya meninggal lantaran Virus MERS dalam wakt Infeksi Virus MERS Bisa Sembuh Tanpa Obat
Sindrom Pernapasan Timur Tengah (MERS) memang sangat mematikan, hal ini terbukti oleh puluhan pasien yang balasannya meninggal lantaran Virus MERS dalam waktu yang singkat. Berdasarkan Data terbaru dari 463 pasien yang terserang Virus MERS, diketahui 126 (27,21%) meninggal dunia. Namun meski mematikan, bahwasanya Penyembuhan Penyakit ini tidak membutuhkan obat. Perawatan untuk Pasien MERS, bersifat suportif untuk menunjang kondisi fisik pasien sampai penyakit sembuh sendiri dan tidak menularkan virus kepada orang lain.

Hal ini diperkuat oleh pernyataan Dokter seorang andal paru Ceva W Pitoyo yang menyampaikan bahwa, intinya penyakit yang disebabkan oleh virus sanggup sembuh sendiri. Hal ini dikarenakan sifat virus yang mempunyai limitasi waktu menginfeksi dan kalau sudah melewati waktu tersebut, maka virus termasuk virus MERS akan mati dan hilang.

Perlu kau ketahui bahwa, Virus merupakan salah satu organisme yang bersifat self limiting, jadi apabila sudah melewati batas waktu hidupnya, nanah akan hilang. Infeksi Virus MERS berbahaya dan menyebabkan kematian, lantaran daya tahan badan pasien tidak berpengaruh menahan nanah sampai waktu limitasi virus itu tiba. Hal ini dikarenakan terjadinya komplikasi beberapa faktor, seperti; pasien sudah mempunyai penyakit penyerta yang menurunkan daya tahan badan sebelum terinfeksi virus MERS.

Adapun Penyakit-penyakit yang sanggup memperburuk kondisi daya tahan tubuh, yang bekerjasama dengan penyakit pernapasan, yaitu penyakit paru-paru obstruksi kronis atau tuberculosis, bahkan para perokok juga akan mempunyai daya tahan badan yang lebih rendah.  Riwayat penyakit diabetes, penyakit jantung, atau gangguan ginjal kronis, juga sanggup meningkatkan resiko janjkematian akhir Virus MERS.

Perawatan untuk pasien MERS, bertujuan untuk menjaga kondisi pasien tetap berpengaruh sampai melewati waktu limitasi virus. Adapun cara yang dilakukan yaitu dengan sumbangan infus, menjaga teladan makanan sehat dan hidrasi yang baik. Sehingga apabila perawatan pasien yang tida tepat, atau bahkan tidak mendapat perawatan sama sekali atau terlambat, maka resiko janjkematian pada pasein MERS akan meningkat.

Dahulu dikala awal inovasi Virus MERS, angka resiko janjkematian sangat tinggi. Sedangkan dikala ini meski penyebaran penyakit semakin tinggi, namun resiko angka janjkematian semakin menurun, hal ini tentu alasannya yaitu sudah diketahui perawatan Pasien MERS yang tepat.

Ringkasan:
  • Penyakit Sindrom Pernapasan Timur Tengah (MERS) disebabkan oleh virus yang menyerang sistem pernapasan manusia,
  • Perawatan untuk Pasien MERS bertujuan untuk menjaga daya tahan badan pasien sampai limitasi waktu virus berakhir,
  • Resiko Kematian Pasien MERS akan meningkat apabila pasien juga menderita penyakit tuberculosis, diabetes, penyakit jantung, atau gangguan ginjal kronis dan perokok.

Gejala Awal Bisul Virus Mers

 hal ini menyusul semakin banyak orang yang tertular oleh virus yang berasal dari timur te Gejala Awal Infeksi Virus MERS
Kewaspadaan terhadap infeksi virus MERS perlu ditingkatkan, hal ini menyusul semakin banyak orang yang tertular oleh virus yang berasal dari timur tengah tersebut. Kewaspadaan lebih ditekankan bagi jamaah yang berangkat umrah ke tanah suci. Terutama sehabis ditemukan satu pasien yang mengidap virus MERS di Bali, pada hari Jum’at 9 Mei 2014.

Upaya kewaspadaan sebagai salah satu tindakan pencegahan penyebaran virus korona di indonesia. Kepala Bidang Pelayanan Medik RSUP Sanglah Denpasar dr Ken Wirasandhi menyampaikan seseorang yang pergi ke tempat timur tengah, lalu mengalami tanda-tanda batuk dan demam tinggi sanggup diduga mengalami Infeksi Virus MERS, sehingga harus dilakukan pengawasan ketat atau isolasi

Adapun Gejala klinis penyakit koronavirus atau MERS menyerupai mirip flu biasa, ialah mengalami keluhan panas, batuk, pilek dan ada citra sesak napas. Namun memang sebagai penegasan, bahwa pasien tersebut pernah tiba ke tempat terpapar, atau berinteraksi dengan orang yang pernah kesana.

Sebagai langkah mencegah penularan virus MERS, maka pasien dan keluarga harus memakai masker. Penggunaan masker juga sebaiknya dilakukan ketika seseorang pergi ke timur tengah. Untuk satu pasien yang diduga menderita virus MERS di Bali, berinisial AOk (26) sedang menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, Denpasar.

Pemeriksaan pasien tersebut dilakukan di RSUP Sanglah dan kondisinya masih stabil, dan menurut hasil laboratorium menunjukkan bahwa pasien menderita pneumonia yang tidak disebabkan oleh virus. Namun untuk lebih memastikan lagi penyebabnya maka dilakukan investigasi VCR, dan pasien tetap dirawat di ruang Isolasi Nusa Indah, untuk mencegah penularan, apabila benar pasien tersebut menderita abuh Virus MERS.

Ringkasan:
  • Satu pasien di bali yang gres pulang dari tempat timur tengah diduga menderita abuh virus MERS,
  • Seseorang yang diduga menderita virus mers harus dirawat intensif di ruang isolasi dan investigasi laboratorium,
  • Pemeriksaan Infeksi Virus MERS dilakukan dengan investigasi laboratorium dan VCR.

Gejala Mers-Cov, Penyakit Gres Bahaya Dunia

 ialah salah satu penyakit gres yang muncul Gejala MERS-CoV, Penyakit Baru Ancaman Dunia
MERS-CoV ialah salah satu penyakit gres yang muncul, berpotensi menjadi epidemi seluruh dunia. Apa itu MERS CoV? Apa tanda-tanda yang ditimbulkannya? Dan, bagaimana pencegahan MERS-CoV? harus kau pahami, lantaran ketika ini penyakit yang berasal dari timur tengah ini cukup mematikan. Ya memang, penyakit ini bersumber dari dari sana, sehingga para Jemaah umroh atau haji harus waspada terhadap munculnya penyakit MERS-CoV.

MERS-CoV disebabkan oleh abuh virus Corona, yang merupakan salah satu jenis virus yang masih berkerabat dengan virus penyebab SARS, yang sempat menjadi ancaman kesehatan serius beberapa tahun lalu. Gejala MERS-CoV  juda tidak jauh berbeda dengan penyakit SARS, dengan indikasi utama demam, bersin, dan batuk, sehingga sanggup memicu kematian. Kematian akhir virus MERS ialah akhir adanya komplikasi serius yang terjadi, menyerupai Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) dengan kegagalan multiorgan, koagulopati konsumtif, gagal ginjal, dan perikarditis serta pneumonia berat.

Penularan Virus MERS-CoV

Asal mula virus MERS-CoV memang belum diketahui dengan terperinci asal, namun beberapa peneliti menduga bahwa penyebaran virus berasal dari salah satu jenis Kelelawar yang banyak ditemukan di wilayah Timur Tengah. Hal ini sanggup disimpulkan sesudah ditemukannya adanya kecocokan genetik 100 persen pada virus yang menginfeksi kelelawar jenis tersebut dengan insan pertama yang terinfeksi virus MERS-CoV.

Pendapat lain dari para peneliti ialah selain Kelelawar, sumber virus juga tiba dari Unta sebagai asal mula dan penyebaran virus Corona. Hal ini diperkuat dengan ditemukan antibodi terhadap virus ini dalam badan binatang tersebut.

Mekanisme penularan virus Corona dari binatang ke insan hingga ketika ini masih dalam penelititan. Namun dugaan sementara ialah insan pertama yang terinfeksi virus MERS-CoV mungkin pernah menghirup abu kotoran kering Kelelawar yang memang telah terinfeksi.

Penanganan Virus MERS-CoV


Karena Virus MERS-CoV tergolong sebagai Penyakit baru, maka hingga ketika ini  belum ada vaksin khusus yang untuk pencegahan. Namun memang memperkuat imunitas badan sanggup menurunkan resiko terburuk dari penularan virus ini.

Saat sebelum pergi ke kawasan timur tengah untuk umroh, haji atau keperluan lain, pastikan kebugaran badan maksimal dengan asupan nutrisi dan istirahat yang cukup. Saat disana sebaiknya kau selalu memakai masker dan jaga sanitasi badan dan lingkungan tempat tinggal.

Dengan langkah-langkah pencegahan Virus MERS-CoV sederhana di atas tentu akan membantu badan untuk menangkal serangan virus. Dan apabila virus telah menjangkiti badan kamu, maka
penanganan yang cepat dan sempurna harus dilakukan. Hal ini dikarenakan mutasi virus Corona sangat cepat, dan apabila penanganan terlambat, maka dampak terburuk sanggup saja terjadi (kematian).

Saat ini Pengobatan Virus MERS-CoV yang dilakukan hanya fokus terhadap penanganan komplikasi dari penyakit ini, dengan memantau perkembangan badan dan meningkatkan daya tahan tubuh. Agar penularan tidak terjadi antar manusia, maka pasien di tempatkan di tempat isolasi dan karantina.

Ringkasan:
  • Virus MERS-CoV yang berasal dari timur tengah memicu penyakit gres yang menjadi bahaya seluruh dunia,
  • Gejala Virus MERS menyerupai dengan penyakit SARS lantaran penyebabnya ialah virus yang masih yang masih berkerabat,
  • Penularan Virus MERS sanggup melalui udara, terutama dari sumbernya eksklusif yaitu kotoran kelelawar.

Gejala Virus Mers Seolah-Olah Influenza Biasa

Corona Middle East Respiratory Syndrome  Gejala Virus MERS Mirip Influenza Biasa
Virus MERS (Corona Middle East Respiratory Syndrome / korona sindrom pernapasan Timur Tengah) merupakan salah satu jenis virus yang menyerang organ pernafasan sudah menyebar semakin luas. Oleh lantaran itu, masyarakat dihimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penularan virus yang memicu radang paru ini. Dan salah satu bentuk kewaspadaan yang dapat kau lakukan yaitu mengetahui gejala-gejala Virus MERS.

Gejala awal Infeksi virus MERS seolah-olah dengan influenza sehingga diistilahkan sebagai flu like syndrome. Pada awal penularan pasien MERS mengalami batuk berlendir lendir yang hiperbola terutama keluar dari dari hidungnya. Dan yang membedakan dengan Influenza biasa adalah, pada penderita MERS, juga akan timbul demam tinggi minimal 38 derajat celsius dan sesak napas.

Sebenarnya Penyakit MERS merupakan pneumonia (radang paru) yang apabila biasanya disebabkan oleh bakteri, namun pada MERS disebabkan oleh virus korona. MERS juga mempunyai kemiripan dengan sindrom pernapasan akut berat (SARS) yang juga sempat menjadi ancaman dunia beberapa waktu lalu. Karena keduanya sama-sama pneumonia yang disebabkan oleh virus.

Meski tanda-tanda pneumonia (radang paru) yang disebabkan oleh basil dan virus sama, namun apabila disebabkan oleh virus maka alhasil akan lebih berbahaya. Hal ini dikarenakan virus penyebab pneumonia tinggi kondisi virulensi yang memicu terjadinya penyakit.

Sehingga pada pneumonia (radang paru) yang disebabkan oleh virus, akan memicu perkembangan penyakit hanya dalam hitungan jam. Sehingga, ketika sekali tanda-tanda muncul, maka pasien harus segera segera mendapat investigasi medis, untuk selanjutnya dilakukan tindakan untuk mencegah perkembangan penyakit semakin meluas.

Masa inkubasi Virus MERS sampai menjadikan penyakit yaitu dua sampai 14 hari. Sehingga mungkin saja apabila seseorang terinfeksi virus ini di Timur Tengah ketika umroh atau haji dan kemudian tanda-tanda gres timbul begitu sudah kembali ke indonesia.

Hal ini menegaskan semoga setiap orang yang mempunyai tanda-tanda influenza terutama sehabis bepergian dari wilayah timur tengah untuk segera memeriksakan diri ke tenaga medis terdekat, lantaran dapat saja itu merupakan Gejala Virus MERS telah masuk ket badan kamu. Dan investigasi tidak hanya orang tersebut, namun juga orang-orang yang pernah berinteraksi dengannya. Hal ini lantaran dimungkinkan Virus MERS mungkin dapat menular antarmanusia dengan cepat dan dengan cara yang paling mudah, lantaran Virus MERS dapat menular melalui udara.

Ringkasan:
  • Virus MERS Corona Middle East Respiratory Syndrome menyerang organ pernafasan dengan sangat cepat,
  • Gejala MERS seolah-olah dengan influenza namun disertai demam tinggi dan sesak napas,
  • Radang paru yang disebabkan oleh Virus MERS lebih berbahaya lantaran memicu perkembangan penyakit hanya dalam hitungan jam.

Penularan Virus Mers Di Indonesia

 berisiko lebih tinggi dibandingkan dengan negara Penularan Virus Mers di Indonesia
Penularan Virus Mers di Indonesia berisiko lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia. Hal ini tentu saja lantaran  sekitar 5.000 orang dari Negara ini pergi umroh ke Arab Saudi setiap hari. Dan jumlah tersebut diperkirakan akan naik signifikan pada animo libur sekolah dan Ramadhan.

Indonesia juga termasuk negara yang paling rentan terserang Sindrom Pernapasan Timur Tengah (MERS), lantaran pada animo haji yang tinggal beberapa bulan lagi akan mengirim jamaah Haji terbanyak di indonesia. Berdasarkan isu dari Kementerian Agama (Kemenag), kuota haji tahun 2014 ini sebanyak Kuota haji reguler 155.200 orang dan kuota haji khusus 13.600 orang

Penyakit yang pertama kali ditemukan di Arab Saudi pada tahun 2012 ini, sudah menginfeksi 495 orang di 12 negara dan lebih dari 100 orang meninggal. MERS (Middle East respiratory syndrome) disebabkan oleh virus korona, yang masih satu kelompok dengan virus SARS.

Gejala penyakit MERS ibarat dengan flu biasa, ibarat demam, batuk, dan sesak napas. Namun, apabila tidak segera diatasi sanggup menginfeksi kanal pernapasan. Dan menurut Health Protection Agency, meski penularan virus MERS sanggup terjadi antarmanusia, namun penularannya sangat terbatas. Hal ini di buktikan apabila penularannya mudah, maka jumlah kasus MERS akan lebih besar lagi.

Pendapat Dr Michael Osterholm dari Pusat Penelitian Penyakit Menular Universitas Minnesota, pola bagan Penularan MERS adalah, jikalau si A terinfeksi, ia sanggup menularkan MERS kepada si B, tetapi si B akan lebih sulit menularkannya ke orang lain, contohnya ke C.

Namun memang penularan MERS sanggup terjadi pada orang-orang yang melaksanakan kontak erat dengan penderita virus yang pertama. Misalnya dari pasien ke petugas kesehatan, dan dengan masa Inkubasi sekitar 7 hari.

Untuk itu, petugas kesehatan yang menangani pasien MERS harus mendapat pinjaman yang maksimal. Pasien dirawat di ruang isolasi dan seluruh petugas kesehatan yang menanganinya wajib memakai pakaian dan masker khusus, sehingga tidak gampang tertular.

Berdasarkan WHO, virus korona termasuk virus yang tidak kuat, lantaran hanya sanggup bertahan di luar badan selama 24 jam, dan gampang dibunuh dengan sabun antibakteri. Sehingga untuk mencegah Penularan Virus Mers, sebaiknya kau sering mencuci tangan dengan sabun ketika berada di ruang terbuka dan selalu memakai masker untuk menghindari percikan ludah, ketika berinteraksi dengan pasien MERS.

Ringkasan:
  • Penularan Virus MERS di Indonesia berisiko lebih tinggi lantaran banyaknya jamaah haji dan umroh setiap tahunnya,
  • Skema Penularan virus MERS lebih sulit ke pihak ketida, A ke B dan B sulit menularkan C,
  • Mencegah Penularan Virus MERS sanggup dilakukan dengan sering mencuci tangan dan memakai masker.